Jumat, 17 Desember 2010

BIROKRASI PASAR TRADISIONAL

Mungkin intilah Reformasi Birokrasi sudahlah tidak asing di telinga kita.Baik di media masa atau di mana saja kita sering mendengar istilah Reformasi Birokrasi. Reformasi Birokrasi menurut saya adalah membenahi sistem birokrasi di negara kita. Birokrasi di negara kita sering dipandang sebagai sistem yang rumit, panjang dan bertele-tele. Perilaku para birokrat yang merasa ingin di hormati dan meminta dilayani oleh masyarakat. Itu sangat berlayanan dengan istilah birokrasi yang seharusnya ada untuk melayani masyarakat.
Menurut saya birokrasi yang berjalan sekarang masih kurang maksimal walau sudah digadang-gadang upaya reformasi birokrasi. Para birokrat yang biasanya meminta dilayani oleh masyarakat belum sepenuhnya mau melayani masyarakat sebagaimana mestinya. Menurut saya pelayanan dari para pedagang di pasar tradisional masih lebih baik di banding para birokrat. Para pedagang berlaku sangatlah baik dan sopan pada pembelinya. Manganggap pembeli adalah raja mungkin dapat juga diterapkan dalam sitem birokrasi. Mungkin dapat jadi isitilah baru dalam birokrasi bahwa masyarakat yang harus dilayani seperti layaknya seorang raja.
Bahkan yang lebih membuat saya menganggap para pedagang pasar tradisional lebih baik dari pada perilaku para birokrat ialah tidak sedikit para pedangang yang memberi pelayanan seperti halnya yang ada di birokrasi yaitu pelayanan satu atap. Dengan tanpa di minta para pedagang rela melayani pembelinya walau kadang harus mencarikan barang yang dicari oleh pembeli jika di tempatnya berjualan tidak tersedia. Sementara itu hal seperti itu masih jarang dilihat di dalam birokrasi walau sudah menerapkan pelayanan satu atap. Dalam sistem birokrasi pelayanan satu atap hanya mempermudah pengurusan hal-hal yang tadinya jaraknya berjauhan sekarang di buat dalam satu atap atau berdekatan. Tetapi tetap  masyarakat yang harus mengurus kesana-kesini walau mungkin lebih mudah dan cepat karna tempatnya dekat. Tetapi juga masyarakat masih bingung karena prosedurnya yang masih kurang jelas dan tidak sedikit juga bahwa masyarakat yang dimaksud cenderung orang-orang yang sudah berusia tidak muda lagi.
Mungkin sistem birokrasi di Indonesia bisa lebih baik bila para birokratnya mencontoh apa yang di lakukan para pedagang yang sangat berdedikasi dan menganggap pembeli adalah raja yang seharusnya dilayani dengan sebaik-baiknya.

2 komentar: