Jumat, 21 Oktober 2011

Cheat WALLHACK TERBARU 21 OKTOBER 2011

download Wallhack 21102011

dijamin anti Bugtrap deh..... selamat menikmati........
cara pakai :
1. Buka PB
2. Buka Cheat
3. Start PB
4. tunggu jangan klik atau geser mouse


selamat mendewa dan hati2 kena vote kick
Cheat Auto ON

Rabu, 08 Juni 2011

Re Code DNA ( Review Bab III Buku Re Code Your Change DNA ( Rhenald Kasali ; 2010 )

 


·                     Interaksi Change DNA dengan Lingkungan
Dalam perkembangannya, diseluruh dunia masyarakat mulai melihat adanya karakter yang membentuk kesamaan setiap bangsa. Kesamaan karakter ini membentuk persepsi yang disebut steritiping sebagai bentuk penilaian terhadap suatu kelompok budaya.
Interaksi perilaku akan menghasilkan mutasi nilai-nilai dan pandangan-pandangan yang akhirnya membentuk belief dan personality
DNA adalah unsur pembawa sifat yang membentuk manusia. Kita mungkin sudah memilikinya, bahkan demikian besar dan kuat. Persoalannya adalah tidak cukup sekedar memiliki DNA. Kita perlu terus mengasahnya, mengahadapi berbagai cobaan, terbuka terhadap pengalaman dan tekanan-tekanan, dan terus membangun diri.
Konsep Enterpreneurial DNA menjelaskan ciri-ciri yang nampak dimiliki wirausaha sejati. Hanya saja konsep tersebut masih perlu dijelaskan dengan cara yang berbeda. Konsep ini didasarkan atas pandangan bahwa kepribadian dapat saja terbentuk dari sesuatu yang diturunkan secara genetik.
·                     Akronim Perubahan Bernama OCEAN
Terdapat akronim perubahan yang berisi masing-masingnya merupakan pembentuk sifat perubahan (Change DNA). Di dalam buku ini disebutkan akronim tersebut adalah OCEAN (Costa & McCrae,1997) adalah akronim dari segala jenis keterbukaan. Kelima komponen ini merupakan benih yang baik untuk melakukan perubahan. Di bawah ini akan dipaparkan beberapa penjelasan mengenai akronim perubahan yang bernama OCEAN tersebut.
1.      O (OPENNES TO EXPERIENCE) keterbukaan pikiran,khususnya terhadap hal-hal baru,hal hal yang dialami dan dilihat dengan mata sendiri.
Otak adalah mesin yang menggerakkan tubuh manusia, tapi yang lebih penting adalah apakah dipakai berpikir atau tidak. Fungsi otak manusia ada empat, yaitu mengambil, menyimpan (merekam), memproses, dan mengeluarkan.  Kebanyakan manusia hanya menggunakan otaknya pada saat ia muda, pada waktu bersekolah, atau awal-awal meniti karier. Semua yang dipelajari akan dianggap sebuah kebenaran mutlak dan sulit menerima pengetahuan atau bahkan perubahan baru.
Bagi orang-orang yang mampu melihat kebenaran baru dan mau melakukan perubahan, otak bukanlah museum, melainkan sebuah rumah tumbuh yang bisa ditingkatkan atau dilebarkan. Bangunan-bangunan yang ada di dalamnya dapat diganti-ganti, disesuaikan dengan materi materi baru lainnya.
Keterbukaan itu adalah kelenturan terhadap informasi yang membuat seseorang menjadi tidak kaku terhadap apapun yang diketahuinya. Perjalanan manusia, pada prinsipnya mirip dengan sebuah kegiatan eksplorasi. Sebagian manusia hanya senang menjelajahi jalan yang sudah dirintis orang lain dan menyukai rutinitas. Padahal eksplorasi kehidupan sangat memungkinkan manusia untuk menjelajahi hal-hal yang baru.

Seperti yang pernah dikeluhkan oleh Albert Einstein :
“Kalau terbukti teori saya benar, maka orang-orang Swiss akan bilang saya warga dunia, dan orang-orang Jerman akan mengakui saya sebagai orang Jerman. Tetapi kalau tidak benar, orang-orang Swiss akan bilang saya orang Jerman dan orang Jerman bilang saya sebgai Yahudi.”
Begitulah eksplorasi kehidupan, selalu membutuhkan penyegaran dan pembaharuan. Seseorang yang memiliki Change DNA akan sangat menghargai segala sesuatu yang mereka lihat dan dapatkan dari pengalaman hidup.
Keterbukaan terhadap pengalaman dan keterbukaan pikiran adalah modal awal bagi pembaharuan. Seperti ciri-ciri yang disebutkan sebagai berikut ;
DNA Unsur Keterbukaan Terhadap Pengalaman Hidup
Cara Berpikir “MUSEUM” cenderung :
Cara Berpikir Terbuka cenderung:
Fokus pada “sekarang” dan “disini”
Imaginatif dan kreatif
Lebih menyukai rutinitas dan sudah familiar
Menyukai keberagaman (variety) dan hal-hal baru
Memiliki sedikit minat
Banyak pilihan dan minat
Lebih menyukai hal-hal yg konvensional
Mengutamakan hal-hal baru yg original
Tidak menganggap penting emosi
Sangat menghargai emosi
Cenderung dogmatik
Cenderung fleksibel


2.      C (CONSCIENTIOUSNESS) keterbukaan hati dan telinga. Penuh kesadaran mendengarkan, baik yang didengar maupun yang dirasakan.

Mereka bukan Cuma mendengar, melainkan mendengar dan menyaringnya dalam hati dan pikiran mereka. Mereka tidak asal mendengarkan, melainkan mendengarkan dengan cerdik dan tentu saja menjalankanya dengan penuh disiplin dan dapat diandalkan.
Ada yang beranggapan bahwa seorang change maker bergerak random. Ia menghancurkan nilai-nilai lama dan tidak dapat diterka. Setelah itu Ia pun dapat membangun kembali secara bebas. Tentu saja ini keliru. Seorang change maker dapat menghancurkan nilai-nilai lama, tapi semua dikerjakan bukan tanpa perkiraan waktu. Seorang change maker menghancurkan nilai-nilai lama dan sekaligus membangunnya kembali. Semuanya berjalan secara sistematis, meski belum tertulis.



3.      E (EXTROVERSION) keterbukaan diri terhadap orang lain, kebersamaan dan hubungan-hubungan.
Ada unsur ketiga dari change lagi, yaitu extrovertness. Artinya adalah keterbukaan terhadap orang lain. Bukan orang yang selalu mengurung diri atau introvert, yang selalu memisahkan diri dari orang lain dan hanya mampu bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain. Seorang ini bukanlah orang yang penakut. Ia juga mempunyai pengaruh, oleh sebab itu ia tidak pernah takut dengan orang lain. Pengaruhnya yang begitu kuat itu datang karena kepeduliannya terhadap orang lain. Seorang itu sangat peka terhadap orang lain, dan bekerja dengan sepenuh hati dan penuh percaya diri.
Adanya perubahanpun dapat mengakibatkan timbulnya nilai-nilai ketakutan organisasi, tidak percaya, dan lain-lain. Tetapi seseorang yang extrovertness itu dapat melakukan perubahan dengan hati yang tenang dan tulus dalam melakukannya. Orang-orang yang mempunyai kadar DNA yang tinggi cenderung tidak pasif tetapi sangat mendominasi dan senang dengan petualangan-petualangan.
4.      A (AGREEABLENESS) keterbukaan terhadap kesepakatan/ tidak mudah memilii konflik.
Seseorang yang biasa menghadapi perubahan itu sangat tahu betul, hal-hal mana yang akan dihadapi dan sudah bersiap. Orang yang kadar DNA nya tinggi inipun, cenderung tidak suka dengan keributan. Change maker adalah seorang yang cinta damai dan selalu memikirkan setiap konflik yang dihadapinya. Mereka melakukan itu semua demi suatu perubahan dan karena niat mereka yang tulus untuk perubahan yang lebih baik. Tetapi mereka selalu punya keberanian. Dan yang terpenting pada unsur ini adalah adanya keinginan besar untuk melakukan pengorbanan (self sacrificing), menyerahkan wewenang pada pihak-pihak tertentu dan umumnya percaya orang lain. Kesepakatan adalah unsur yang sangat penting. Ketika seseorang melakukan perubahan, ia harus siap berhadapan dengan orang-orang yang enggan berubah. Dizaman yang seperti inipun , banyak yang memanfaatkan keadaan ini untuk kepentingan sendiri. Kalo tidak ditangani segera, perubahan akan kandas ditengah jalan. Untuk keberhasilan ini, kita harus dapat membebaskan pihak-pihak yang mempunyai pikiran tetapi tidak pada tempatnya.
5.      N (NEUROTICISM) keterbukaan terhadap tekanan tekanan.
Perubahan memerlukan keteguhan hati. Lihatlah bagaimana nabi-nabi besar mengajarkan sesuatu yang baru bagi manusia. Sejarah perubahan yang mereka tegakkan penuh dengan tekanan, dari luar dan dari dalam. Tekanan itu bukanlah tekanan biasa. Melainkan luar biasa. Yang mereka pertaruhkan bukan sekedar ajaran dan nilai-nilai, melainkan juga nyawa mereka dan nyawa teman-teman serta keluarga mereka.
Dalam dunia ekonomi, tekanan-tekanan serupa juga mungkin saja terjadi. Seperti kata pepatah. Bahkan terkadang perlawanan berubah menjadi sangat personal, manusia dapat lupa diri dan melakukan tekanan-tekanan fisik dan psikologis untuk menggagalkan proses perubahan. 
Selama perubahan tidak menyentuh kepentingan suatu kelompok, maka sebagai pemimpin kita bisa tetap memimpin dengan kekuatan kredibilitas yang dimiliki. Tetapi respek suatu kelompok terhadap kita dapat hilang begitu saja ketika perubahan menyentuh garis kepentingan kelompok itu. Sesuatu yang tadinya mulus, tiba-tiba menjadi bergejolak dan menantang wibawa kita. Tetapi kredibilitas kita akan menentukan apakah kita mampun menegakkan aturan atau tidak .
Tekanan-tekanan dapat mempermalukan, menyulitkan, mengambil sesuatu yang kita miliki. Bahkan, membunuhnya.
Sudah siapkah kita menghadapi tekanan itu?
Kalau kita sudah terbiasa menghadapi hal-hal seperti itu, mungkin kita tidak terlalu sensitive. Tetapi, bagi orang yang tidak biasa, tekanan-tekanan dapat sangat mengganggu keseimbangan emosi kita.
Pada akhirnya, emosi yang labil dapat mengacau proses pengambilan keputusan, kejernihan berpikir dan hubungan-hubungan kita dengan orang lain. Orang yang cemas akan mengambil langkah-langkah yang salah, yang beruntun dan bereskalasi memburuk.
DNA yang kita miliki akan membedakan apakah kita seorang yang berbakat memimpin perubahan atau sekedar manajer biasa. Sebaliknya, kalau kita cukup tenang, kita dapat mengendalikan suasana.
Dalam bahasa psikologis, ketegangan disebut neuroticisme. Kemampuan mengelola emosi agar lebih terkendali, lebih stabil dan tak terlihat emosional sangat penting. Orang yang emosional akan nampak gelisah, nervous, cemas, mudah bersedih dan mudah dikendalikan orang lain. Dalam suasana yang kurang percaya diri, orang-orang yang secara emosional kurang stabil sangat ingin mengusai orang lain. Padahal yang seharusnya mereka lakukan adalah menguasai diri sendiri.
Orang-orang yang kadar DNA unsure keterbukaan terhadap tekanannya rendah, yang mengalami tekanan-tekanan emosi akan hanya bertarung malawan diri mereka sendiri dan orang-orang yang sibuk melawan diri sendiri tidak akan meyelesaikan perubahan. Mereka bisa berperan sebagian dalam suatu perubahan, yaitu menghancurkan nilai-nilai lama. Tetapi, belum bisa dipakai untuk membangun sesuatu yang baru.

Senin, 04 April 2011

MEMADUKAN STARTEGI (MEMANGKAS BIROKRASI)


NAMA
NIM
1.      ADI WAHYU WICAKSONO
                          F1B009010
2.      SHADU SATWIKA WIJAYA
                          F1B009063
3.      RIDHO HARYANTO
                          F1B009085

REVIEW BUKU                   :MEMANGKAS BIROKRASI
HALAMAN/ BAB                : 294-310 / 9 (MEMADUKAN STARTEGI)
PENGARANG                       : DAVID OSBORNE & PETER PLASTRIK
PENERJEMAH                      : ABDUL ROSYID
PENERBIT                             :Penerbit PPM, JAKARTA 2000

REVIEW

MEMADUKAN LIMA STRATEGI
            Untuk mengoptimalkan implementasi strategi harus diantisipasi bagaimana masing-masing strategi saling mempengaruhi danmengatur bagaimana agar masing-masing strategi tersebut bisa erat bekerja sama. Secara konseptual strategi dapat dipisah tetapi dalam praktiknya tidak demikian, terkadang strategi tersebut dapat tumpang tindih dan beberapa alat dapat digunakan lebih dari satu strategi. Beberapa strategi menurut sifatnya,bisa berjalan bersama. Berikut merupakan pola kesesuaian antar strategi sebagaimana yang dimaksud.
1.      Ketika mengunakan strategi untuk memisahkan fungsi pengarahan dengan fungsi pelaksanaan, gunakan juga strategi konsekuensi dan kontrol untuk mentransformasi perilaku organisasi pelaksana.
2.      Gunakan strategi konsekuensi dan kontrol sebagai pasangan, jangan gunakan sendiri-sendiri.
3.      Untuk membuat organisasi bertanggung jawab kepada pelanggannya, maka ciptakan pula konsekuensi atas kinerjanyadan beri mereka hak kontrol.
4.      Ketika anda menggunakan strategi inti untuk memperbaiki fungsi pengarahan, gunakan juga manajemen kinerja (strategi konsekuensi) untuk menerjemahkan hasil yang anda inginkan ke dalam tujuan organisasi pelaksana.


KEKUATAN METATOOL
            Metatool merupkan sebuah alat yang melibatkan pemanfaatan dua atau tiga strategi sekaligus, agar beberapa strategi menjadi kohern dan lengkap. Terdapat sedikitnya 12 metatool yang dapat dipergunakan antara lain :
Metatool
Strategi yang digunakan
Penganggaran Berdasarkan Kinerja
Inti, Konsekuensi
Kerangka Kerja Kinerja Fleksibel
Inti, Konsekuensi, Kontrol
Penawaran Kompetitif
Inti, Konsekuensi
Korporatisasi
Inti, Konsekuensi, Pelanggan, Kontrol
Dana Perusahaan
Inti, Konsekuensi, Pelanggan, Kontrol
Manajemen Perusahaan Internal
Inti, konsekuensi, Pelanggan, Kontrol
Sistem Pilihan Publik Kompetitif
Konsekuensi, Pelanggan
Program Pengembalian Dana dan Voucher
Konsekuensi, Pelanggan

Manajemen Mutu Terpadu
Pelanggan, Kontrol, Budaya
Rekayasa Ulang Proses Bisnis
Pelanggan, Kontrol, Budaya
Status Istimewa
Inti, Konsekuensi, Pelanggan, Kontrol
Badan Pemerintah Komunitas
Inti, Kontrol

MEMADUKAN STRATEGI DAN SISTEM ADMINISTRASI
            Untuk efektifitas strategi  perlu dipadukan dengan sistem administrasi. Jika merombak sistem atau organisasi pemerintahan tanpa mengubah sistem administrasinya maka akan gagal. Sistem penganggaran, kepegawaian, pengadaan dan auditing akan terus mengganggu strategi yang diterapkan, sebab sistem tersebut mendorong ke perilaku birokratisme. Sistem administrasi pemerintah yang dibesarkan dengan DNA birokratis maka sistem administrasinya membentuk organisasi birokratisme. Sistem administrasi menerjemahkan peraturan dasar sistem pemerintahan dari tiga level dibawahnya : organisasi, proses kerja dan orang. Perubahan dapat dilakukan pada organisasi, proses kerjadan orang tanpa mengubah  kontrol sistem administratif, tetapi sistem akan terdorong kebelakang, ke arah yang lain.
            Sistem administratif  birokratis bertentangan dengan strategi kontrol, yang mendasari pegawai dan organisasi untuk melakuakan sesuatu dengan benar. Sistem administratif birokrasi juga tidak cocok dengan strategi konsekuensi, karena sangat sedikit memberi sanksi dan imbalan kinerja. Tidak pula bisa digunakan manajemen kinerja jika sistem anggaran dan kepegawaian tidak menciptakan insentif kinerja. Tidak pula bisa digunakan metode kompetisi antara pemerintah vs swasta dengan sistem penganggaran, keuangan dan akunting tradisional karena sistem tersebut tidak membandingkan data untuk menetapkan harga secara tepat atau membandingkan penyedia jasa. Sistem administratif birokrasi sulit mengubah budaya orgnisasi, kecuali dengan mengubah aturan main.